Alumnice.co – Perbandingan Kawat Primer Dan Sekunder Trafo
1. PENDAHULUAN
Transformator dan mesin listrik merupakan perangkat listrik yang sangat penting untuk diketahui dalam pemanfaatan energi listrik. Transformator berfungsi sebagai pengubah tegangan listrik, sedangkan mesin listrik adalah pengkonversi energi mekanik ke energi listrik (generator atau alternator) atau sebaliknya dari energi listrik ke energi mekanik (motor listrik). Sehubungan dengan prinsip induksi listrik, pengetahuan akan transformator menjadi penting dalam mempelajari mesin listrik.
2. TRANSFORMATOR
|
|
Jika ada lilitan kedua (sekunder) – sehingga disebut sebagai transformator – dengan jumlah yang sama dan pada inti yang sama, maka lilitan tersebut akan mengalami fluks magnetik yang sama. Dengan demikian, gaya gerak listrik akan timbul pada lilitan sekunder tersebut dengan fase yang sama dengan e.
Jika tidak ada beban yang dipasang, maka tidak ada arus pada lilitan sekunder. Tetapi kalau ada beban (resistansi) dihubungkan pada lilitan sekunder maka arus akan timbul dengan
fase yang sama
dengan tegangan terinduksi karena reaktannya bukan merupakan induktor tetapi merupakan resistor.
Arus pada lilitan sekunder tidak menghasilkan perubahan fluks magnetik (jika ya akan meningkatkan tegangan), akan tetapi menghasilkan gaya gerak magnetik. Perubahan gaya gerak magnetik tanpa perubahan fluks magnetik hanya dimungkinkan bila gaya gerak magnetik yang dihasilkan adalah sama dan berlawanan fase dari gaya gerak magnetik primer. Ini berarti bahwa arus pada lilitan sekunder terlambat 180o
dari arus pada lilitan primer. Gaya gerak magnetik sekunder ini akan menginduksi tegangan yang menghasilkan arus yang berlawanan.
Dengan demikian koil primer merupakan beban bagi sumber tegangan AC dan koil sekunder merupakan sumber tegangan bagi resistor.
3. TRANSFORMATOR IDEAL DAN RANGKAIAN EKUIVALEN
Sebuah transformator dikatakan ideal apabila tahanan lilitannya adalah nol, tidak ada kebocoran induksi dan tidak ada kehilangan akibat arus eddy yang menjadi panas. Fluks magnet yang dibangkitkan menginduksi tegangan di kedua lilitan.
Sedangkan pada lilitan sekunder,
Harga efektifnya adalah
|
![]()
|
Sirkuit ekivalen lengkap dari transformator dengan beban dapat dinyatakan pada Gambar |
![]()
|
Impedansi pada transformator
Impedansi pada transformator dapat dihitung menggunakan tegangan dan kuat arus pada lilitan primernya. Dari hubungan rasio tegangan primer dan sekunder maka diperoleh
4. KONSTRUKSI TRANSFORMATOR
|
![]()
|
5. ALTERNATOR
|
![]() |
6. MOTOR LISTRIK
Kebalikan dari alternator, motor listrik mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik memiliki efisiensi konversi yang tinggi dibandingkan motor bakar (internal combustion engine). Motor listrik memiliki banyak keuntungan karena: biaya awal yang rendah, mudah dioperasikan, tidak berisik, tidak ada gas buang, umur pemakaian yang panjang, mudah dikendalikan, tidak memakan tempat.
Ada berbagai jenis motor AC ditinjau dari mekanisme pembangkitannya. Secara umum dapat dibedakan menjadi motor serempak dan motor tak serempak (induksi).
Motor serempak
Pada prinsipnya motor serempak dan alternator adalah sama. Sehingga motor sinkron dapat berfungsi sebagai alternator. Komponen utama dari motor serempak adalah rotor dan stator. Stator dialiri oleh arus listrik sedangkan rotor berupa magnet permanen atau magnet yang dibangkitkan oleh arus DC. Ketika stator dialiri arus AC maka terjadi medan magnet pada koil stator. Karena polaritas AC berubah-ubah sesuai dengan frekwensinya maka kutub magnet dari koil pun berubah sehingga timbul
medan magnet yang berputar. Karena medan magnet berputar maka rotor pun akan berputar sesuai dengan kecepatan putaran medan magnet. Oleh karena itu motor ini disebut sebagai motor serempak.
|
![]() |
Kecepatan putar dari motor akan berbanding lurus dengan frekwensi. Jika frekwensi yang digunakan adalah 60 Hz maka motor dengan dua kutub akan berputar sebanyak 60 x 60 = 3600 rpm.
Pengurangan putaran dapat dibuat dengan menggunakan jumlah kutub yang lebih banyak. Motor dengan 12 kutub dapat dilihat pada Gambar berikut. Dengan lilitan yang ditata sedemikian rupa membuat kutub-kutub yang dihasilkan berselang seling antara utara dan selatan. Dengan demikian kutub-kutub ini terdiri dari 6 pasang kutub U-S. Dengan jumlah 6 pasang kutub maka kecepatan putar dari motor akan menjadi 3600/6 rpm = 600 rpm.
Jenis rotor pada motor serempak dapat berupa:
a
magnet yang diinduksi oleh arus DC. Pada rotor ini digunakan brush untuk menghubungkan dengan sumber DC.
b
magnet permanen. Jenis rotor ini tidak perlu sumber DC, karena rotor sudah berupa magnet.
Motor serempak bukan merupakan motor yang
self starting, tetapi kecepatan putar rotornya harus dibawa dulu sampai pada kecepatan sinkron terlebih dahulu.
Motor serempak 3 fase
|
![]() |
Motor induksi
Berbeda dengan motor serempak, rotor pada motor induksi merupakan konduktor yang dililit oleh kumparan yang merupakan rangkaian tertutup. Magnet pada rotor diinduksi oleh stator, sehingga memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan transformator. Ketika stator dialiri listrik maka timbul medan magnet berputar dengan kecepatan:
N dalam putaran per detik.
p jumlah pasangan kutub
Karena medan magnet berputar ini memotong konduktor (terjadi perubahan medan magnet pada konduktor) sehingga akan timbul tegangan induksi pada kumparan. Karena rangkaian kumparan tersebut tertutup maka timbul arus listrik pada konduktor. Adanya arus listrik pada medan magnet ini akan menimbulkan gaya Lorentz yang mengakibatkan perputaran rotor.
Slip. Tegangan terinduksi dapat dibangkitkan ketika terjadinya perbedaan kecepatan antara kecepatan medan berputar stator dan kecepatan rotor. Apabila kecepatan medan magnet berputar (kecepatan sinkron) ini sama dengan kecepatan rotor, maka medan magnet tidak memotong konduktor rotor sehingga tidak ada arus listrik yang terinduksi dan konsekwensinya torque menjadi nol.
Oleh karena itu slip harus ada pada motor induksi.
Rotor motor induksi secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
-
Rotor sangkar. Rotor jenis ini menggunakan bar (batangan) sebagai konduktor. Saat terinduksi, arus akan mengalir melalui bar dan menyebabkan sangkar menjadi elektromagnet.
-
Rotor lilitan. Pada rotor ini konduktornya berupa lilitan. Pada lilitan ini, dihubungkan melalui brush dengan tahanan rotor eksternal yang dapat diatur besarnya.
Dengan demikian kecepatan putaran rotor dapat diatur.
TUGAS
-
Mengapa penggunaan penggerak di dalam ruangan pada industri lebih sering menggunakan motor listrik?
Perbandingan Kawat Primer Dan Sekunder Trafo
Sumber: http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20IX%20TRANSFORMATOR%20DAN%20MESIN%20LISTRIK/pendahuluan.htm